Kamis, 16 Oktober 2014

Usaha Menguntungkan Bagi Kalangan Remaja


Peluang Menguntungkan Usaha Ice Blend

Pada saat ini banyak orang yang ingin menjadi  Entrepreneur karena dengan menjadi Entrepreneur kita akan membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain, selain itu kita juga bisa membuka cabang lebih dari satu, jadi secara tidak langsung kita dapat membantu orang lain yang belum mempunyai  pekerjaan dan mendapat keuntungan yang lebih.
Dalam memulai Bisnis di bidang manapun yang terpenting adalah mengetahui peluang pasar dan bagaimana mendapatkan Order lalu kita juga harus bisa menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita,dan seberapa besar kemampuan kita untuk memulai bisnis tersebut. Usaha yang ingin saya dirikan adalah usaha minuman bubble dengan tujuan agar dapat melatih mental kewirausahaan sekaligus mendapatkan keuntungan dan menjadi pebisnis yang sukses.
Berikut adalah rincian biaya yang harus saya keluarkan:

1.      Bubble                         :  Rp 12.000/kg
2.      Gula pasir                    :  Rp 10.000/kg
3.      Serbuk bubble             :  Rp 80.000/kg
4.      Es batu                        :  Rp 1.000/gelas
5.      Syrup                           :  Rp 20.000/btl
6.      Gelas Plastik                :  Rp 9.000/bungkus
7.      Plastik Angry               :  Rp 180.000/gulung
8.      Agar jelly                     :  Rp 8.000/pcs

Dengan harga jual yang saya berikan kepada pelanggan berkisar Rp 6.000/cup.
Usaha ini cukup menguntungkan bagi saya karena modal yang saya keluarkan tidak terlalu besar bagi seorang pemula yang baru memulai usaha.

Selasa, 07 Oktober 2014

Pebisnis yang Sukses




Siapa yang tidak kenal dengan Rumah Makan Sederhana? Lepau khas Minangkabau ini tentu sudah tidak asing lagi bagi Anda bahkan yang gemar makan makanan Padang. Kisah ini bermula dari sang pemilik yang bernama H. Bustaman yang lahir di Tanah Datar, Sumatra Barat. Hanya berbekal pendidikan terakhir yaitu kelas 2 Sekolah Rakyat (SR), beliau rela melakukan pekerjaan apapun yang halal untuk mengais rezeki seperti bekerja di perkebunan karet, penjual koran, bahkan pencuci piring di sebuah rumah makan di kota itu.

Merasa perlu kemajuan dalam kehidupannya, beliau memutuskan untuk bertolak ke tanah Jawa khususnya kota Jakarta mengikut adik iparnya dengan menetap di Matraman, Jakarta Pusat. Di daerah itu, beliau yang baru 2 tahun menikah dengan Fatimah memiliki ide untuk berdagang rokok dengan menggunakan gerobak. Namun apa daya, ternyata di kawasan tersebut terjadi ancaman terhadap etnis Minang oleh sekelompok ‘preman’ sehingga beliau beserta keluarganya terpaksa menyelamatkan diri dengan berhijrah ke kawasan Pejompongan sekaligus membuka usaha yang sama di sana namun dengan omzet yang lebih kecil. Tidak puas dengan usahanya saat ini, Bustaman memberanikan diri untuk membuka usaha baru di bidang kuliner khas Minangkabau dengan membuka lapak di Bendungan Hilir meskipun beliau tidak memiliki latar belakang kemampuan memasak. Walaupun demikian, beliau berinisiatif untuk bertanya dan belajar kepada sesama pedagang masakan Padang lainnya dan ternyata membuahkan hasil yang baik.

Banyak aral melintang dari upayanya mengadu nasib di Jakarta mulai terjaring penertiban petugas keamanan hingga masalah yang dipicu utang-piutang sesama saudara sendiri, tapi hal itu tidak membuatnya menyerah. Jerih payah serta cobaan yang dialaminya mendatangkan kesuksesan dengan mengembangkan rumah makan besar. Ternyata nama ‘Rumah Makan Padang Sederhana’, yang menjadi merek dagang sang pemilik, diambil dari nama restoran di Jambi tempat dirinya dahulu bekerja sebagai pencuci piring dan istrinyalah yang menyarankan pemberian nama itu karena memang namanya mudah diingat.
Untuk melindungi merek ‘Sederhana’, pada tahun 2000 beliau membentuk perusahaan berbadan hukum yang diberi nama PT Sederhana Citra Mandiri. Pada saat ini lebih daripada 70 restoran miliknya tersebar di berbagai kota di Indonesia dan Malaysia.Demikian kisah sukses yang disajikan secara singkat ini. Semoga menjadi inspirasi bagi Anda..

Jumat, 03 Oktober 2014

perkenalan diri



Hai nama aku ika yekti palupi, biasa dipanggil ika. Aku lahir di bekasi tanggal 26 desember 1995. Di SMA tepatnya kelas 12 aku punya kelompok main tapi bukan geng, namanya magnet, pasti kalian bertanya-tanya kenapa namanya magnet? Jadi gini lho, dikasih nama magnet karena di setiap ada makanan kami selalu mendekat seperti tarikan magnet gitu lho hehe tapi kita tidak celamitan kok hanya saja ingin meminta makanan hehe. Kalian mau tahu gak member magnet ada siapa saja? Enggak mau tahu ya? Hehe. Di kelompok magnet ada elza, hana, fajar, iren, sarah, anggi, ledia, mila. Mereka seru-seru kok walaupun kita sering bercanda bareng tapi tugas tidak akan ketinggalan. Walaupun kita berkelompok tapi kita netral kok main sama siapa saja. Sekarang kami semua sudah terpisah satu sama lain, jadi kangen bercanda bareng, mau ngumpul juga sudah susah karena sibuk kuliah masing-masing. Ngomonin kelompok magnet jadi kangen sama mereka hehe *curhat. Di SMA juga aku biasa dipanggil upil, itu yang buat alifah katanya sih buat seru-seruan aja, alifah itu temenku dari kelas 10 tetapi kami baru dekat sejak kelas 11. Selain alifah, di kelas 11 aku juga suka main sama fadilah, ravi, dan bella. Mau ada tugas atau pun bermain kami selalu bareng-bareng tetapi karena kelas 12 kami berpisah jadi jarang main bareng lagi. Eitss hampir saja ketinggalan, di kelas 12 aku juga berteman sama arum dan anggun. Mereka anaknya baik dan seru juga.
 Setelah membicarakan teman-temanku, kita ganti topik lain aja kali ya? Kalau dibicarakan terus jadi kangen sama mereka hihi. Oh iya aku gak nyangka perjalanan pencarian ilmuku sudah sampai pada tingkat yang tidak semua orang bisa merasakannya yakni perguruan tinggi. Ya walaupun aku pengen sekali kuliah di universitas negeri tapi apa daya kalau jalannya bukan disitu toh semua universitas menurutku semua baik kok tergantung gimana kita mengikuti perkuliahan tersebut. Yang jelas sih ya kita jangan sampai mengecewakan orang tua kita yang kedua kalinya, kita harus buktikan kalau di universitas swasta kita juga bisa kok berprestasi. Oh iya di universitas yang aku jalanin sekarang tidak sesuai dengan jurusan yang aku tekuni ketika SMA, aku disini ambil akuntansi padahal waktu SMA aku dapat jurusan ipa, agak asing sih aku sama pelajaran ini maklum terakhir belajar pelajaran ini saja waktu kelas sepuluh jadi lupa-lupa sedikit eh lupa banyak deh hehe. Itulah perjalanan yang pernah aku alami, cukup disini dulu ya ceritaku.